Memilih Jalan Hidup


Perjalanan hidup di dunia ini yang sungguh sangat singkat membuat kita harus pintar pintar dalam mengambil sebuah langkah, harus kemana kita bergerak, jalan mana yang mendatangkan kebaikan untuk kita,  jalan mana yang harus kita hindari atau pertanyaan pertanyaan lainnya yang dapat memberikan sebuah jawaban, supaya bisa menghantarkan kita kepada cita cita setiap insan yaitu meraih JannahNya. Tidak mudah untuk memutuskan akan memilih jalan yang berlika liku tetapi diujungnya ada kenikmatan syurga jika dibandingkan dengan memilih jalan yang sangat mulus tetapi ujungnya menjatuhkan kita kepada jurang api neraka.
Ketika kita memiliki kekuatan iman yang penuh, meski berat pasti kita akan tetap memilih jalan yang berlika liku tersebut, karena iman yang menjadi pondasi penguat hingga mampu mengambil jalan yang penuh dengan lika liku, dan ketika iman sudah menghujam didalam hati maka buah nya adalah istiqamah dijalanNya.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqomah), maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fusshilat : 30).
Meski syaithan tak henti hentinya menggoda dijalan ini tetapi telah Allah titipkan salah satu kekuatan dari banyak kekuatan kekuatan Allah lainnya adalah ada dalam surat diatas, bahwa pahitnya di jalan yang penuh lika liku ini akan berbuah manisnya syurgaNya. Inilah jalan Allah yang penuh lika liku tetapi penuh cinta didalamnya, ujian demi ujia yang Allah berikan dijalan ini sejatinya bukan untuk melemahkan kita, bukan untuk menjatuhkan kita, tetapi dijalan ini justru Allah ingin membuat kita menjadi hamba yang terus kuat, tidak gampang menyerah, tidak gampang mengeluh, dimana energi syukur dan sabar menjadi sebuah kekuatan untuk bisa tetap istiqamah dijalan ini.
"Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai. Lagi-lagi memang seperti itu dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari." (K.H. Rahmat Abdullah)
Inilah jalan Allah, jalan dakwah dimana jalan dakwah adalah cinta, dan dimana cinta akan meminta segalanya darimu hingga sampai tubuh yang hancur leburpun dipaksa berlari, tetapi itu semua tidaklah menjadi sebuah masalah, karena keimanan kapada Allah sudah menghujam didalam hati hingga lukapun tak terasa menjadi luka.
Lukapun tak terasa menjadi luka bukan karena kita yang pura pura kuat padahal lemah, bukan karena kita pura pura sanggup padahal tidak sanggup, tetapi ini adalah sebuah kenyataan yang ada dan memang benar terjadi, jika luka yang dirasakan kita, kita syukuri sebagai nikmat yang membuat kita selalu bisa dekat erat denganNya itu dapat menghilangkan makna sakit didalamnya, jadi lukapun tak terasa menjadi luka.
“Dia mencintai mereka dan mereka mencintai Allah.”(QS. Al Ma’idah:54).
Lalu bagaimana dengan jalan yang menipu? Yap, menipu karena telah membohongi kita. Awal nya memberikan kita beribu kenikmatan dunia tetapi ujungnya membawa kita kepada kesengsaraan yang abadi.
“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning, kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (al-Hadîd:20)
Kenikmatan dunia hanyalah sementara, karena perhiasan berlimpah, rumah mewah, mobil mahal, jabatan yang tinggi tak akan menjadi pembantu amalan amalan kita di akhirat kelak jika tidak digunakan dengan baik. Mereka nantinya akan menjadi amanah kita yang akan dipertanggung jawabkannya nanti, alhamdulillah jika ternyata kenikmatan dunia itu membawa kita ke syurga Nya, tetapi sungguh banyak kenyataan jika kenikmatan dunia malah membuat kita lalai terhadapNya, karena sudah Allah gambarkan dalam surat al hadid ayat dua puluh.
Untuk itu masih tetap mau memilih jalan yang membohongi kita? Yuk sama sama kita untuk terus tetap mengambil jalan Allah sebagai pilihan hidup kita, jangan sampai kita baru sadar saat Allah sudah mengambil nafas kita, selagi Allah masih memberikan kita kesempatan yuk segera merapat dan teguhkan barisan untuk selalu mengambil jalan Allah sebagai pilihan hidup kita.


Sumber:


Komentar

Postingan populer dari blog ini

rangkuman sistem saraf

budaya ikan lele

Korean